PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS
MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
REVITALISASI PENGGEMAR (SI PENCURI
TELUR PENYU) DI KONSERVASI PENYU PANGUMBAHAN, SUKABUMI
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DIUSULKAN
OLEH :
1. M. Ari Ardiana NIM: L1C015001 / 2015
2. Moh. Riki Subagja NIM: L1C015015
/ 2015
3. Ananda
Prihartanto NIM: L1C015044 /
2015
4. Alan Angko Wijoyo
NIM: L1C015025 / 2015
5. Muhammad Imam Rifai NIM: H1H014023 / 2014
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ..................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
Daftar Tabel dan Gambar ............................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 2
1.2 Kondisi dan Potensi Wilayah ..................................................... 2
1.3 Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran ............................. 2
1.4 Perumusan Masalah ................................................................... 3
1.5 Tujuan ....................................................................................... 4
1.6 Luaran ........................................................................................ 4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .................. 4
BAB 3. METODA PELAKSANAAN ......................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 8
4.1 Anggaran Biaya .......................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ......................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ................................................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................... 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ...... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................ 21
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra ................................. 22
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan .......... 23
iv
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja .......................................... 24
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Anggaran Biaya ......................................................................... 8
Tabel 2. Jadwal Kegiatan ......................................................................... 9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bekas sarang penyu ............................................................... 4
Gambar 2. Penyu yang sedang naik ......................................................... 5
Gambar 3. Petugas dan tempat pengakaran penyu ................................... 6
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (Undang – undang NO. 5 tahun 1990). Wilayah di Indonesia yang telah melakukan pembentukan kawasan konservasi laut sebagai salah satu cara pelestarian sumber daya ikan yang dimiliki adalah Kabupaten Sukabumi. Kabupaten Sukabumi memiliki panjang pantai 117 km, tersebar di 9 Kecamatan pesisir. Dua Kecamatan diantaranya (Kecamatan Ciracap dan Ciemas) memiliki potensi satwa penyu yang bertelur di 9 lokasi peneluran, yaitu: 1) Pangumbahan; 2) Hujungan; 3) Karang Dulang; 4) Legon Matahiang; 5) Citirem; 6) Batu Handap; 7) Cibulakan; 8) Cebek; dan 9) Cikepuh. Dalam pengelolaannya, delapan lokasi dikelola oleh BKSDA (Kementerian Kehutanan) dan satu lokasi, yaitu Pantai Pangumbahan dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi. Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi memiliki nilai yang sangat strategisterkait dengan upaya pelestarian penyu hijau (Chelonia mydas) (DKP Sukabumi, 2016). Permasalahan yang ada di wilayah konservasi penyu salah satunya yaitu adanya pencuri telur-telur penyu, begitupun yang dialami oleh kawasan wilayah konservasi penyu pangumbahan ciracap sukabumi. Para pegawai menyebutnya dengan sebutan penggemar.
Penggemar adalah sebutan nama yang dilontarkan oleh petugas konservasi penyu pangumbahan ciracap, sukabumi kepada masyarakat yang nakal yaitu masyarakat yang sering mengambil telur penyu secara ilegal dan melawan hukum untuk dikonsumsi dan di komersialkan di sekitar konservasi. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat dan wisatawan. Kegiatan ini berfokus pada pemberdayaan dan penyuluhan agar masyarakat dan wisatawan peduli dan mengerti makna konservasi.
Kepedulian dan peran serta masyarakat terhadap kelestarian penyu yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan UPTD Konservasi Penyu Pangumbahan, Ciracap, Sukabumi sangat dibutuhkan agar kelestarian penyu terjaga. Namun, pada keyataannya masarakat dan wisatawan kurang peduli akan kelestarian penyu ya0ng sudah terancam punah. Terbukti dengan adanya masyarakat yang mengambil dan mencuri telur penyu serta wisatawan yang berfoto ria dengan penyu yang sedang bertelur pada malam hari. Tentu hal tersebut sangat mengganggu populasi penyu disana. Oleh karena itu, diharapkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini dapat membantu masyarakat agar tidak mengkomersilkan telur penyu dengan cara menciptakan kerajinan tangan berupa souvenir demi menigkatkan penghasilan masyarakat serta menarik minat wisatawan.
2
1.2 Kondisi Wilayah
Kabupaten Sukabumi memiliki panjang pantai 117 km, tersebar dI 9 Kecamatan pesisir. Dua Kecamatan diantaranya (Kecamatan Ciracap dan Ciemas) memiliki potensi satwa penyu yang bertelur di 9 lokasi peneluran,salah satunya adalah wilayah Pangumbahan.Pantai Pangumbahan dikelola oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Sukabumi. Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi memiliki nilai yang sangat strategis terkait dengan upaya pelestarian penyu hijau (Chelonia mydas).
Peresmian Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park) pada akhir Desember 2009, merupakan langkah awal yang merupakan inisiasi konservasi bersama (comanagement) dalam mewujudkan pemanfaatan kawasan konservasi untuk wisata berbasis penyu yang melibatkan peran serta masyarakat. Masyarakat pesisir merupakan salah Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi Kawasan Pangumbahan menjadi Kawasaan Wisata Konservasi dengan 3 jenis lahan : 1. Lahan Terbuka untuk Umum : Lahan ini digunakan khususnya untuk kuliner. 2. Konservasi yang Terbuka untuk Umum : Disediakannya lahan seluas ±50 Ha untuk pengamatan dimana disini disajikan wujud penyu, tukik, telur dan sebagainya untuk dilihat oleh wisatawan. 3. Konservasi Tertutup : Disediakannya lahan seluas ±30 Ha yang hanya digunakan untuk penelitian dan hal-hal penting lainnya.
1.3 Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran
Kawasan Konservasi Daerah Wisata Terpadu Pantai Pangumbahan bisa dijadikan beberapa katagori : 1. Observasi : Pengamatan secara langsung Penyu Hijau yang akan bertelur yang sekali bertelur dapat menghasilkan 75-150 butir, biasanya ritual penyu hijau bertelur pada malam hari, walaupun kadang ada penyu yang terlambat untuk bertelur. Biasanya ini menjadi daya tarik bagi turis lokal maupun turis mancanegara untuk Menyaksikan secara langsung bagaima penyu menggali lobang, bertelur dan menutup lobang, waktu yang di butuhkan oleh penyu untuk ritual ini sekitar 1-2 jam. 2. Konservasi :
3
Wilayah yang digunakan untuk menjaga dan melestarikan penyu hijau, banyak peneliti penyu baik lokal maupun mancanegara datang ke daerah Kawasan Wisata Terpadu Ujunggenteng untuk meneliti kehidupan Penyu Hijau ini. 3. Edukasi : Merupakan Wisata edukasi yang sangat baik untuk pendidikan lingkungan, banyak pihak sekolah maupun universitas yang datang kewilayah ini untuk mempelajari kehidupan sosial dan ekologi Kawasan ini. 4. Rekreasi : Banyak obyek wisata yang mampu menarik turis lokal maupun manca negara yang dapat dikembangkan didaerah ini seperti sunset, konservasi penyu, pantai pasir putih dan lain-lain yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal. Dari ke empat kategori kawasan tersebut semuanya merupakan satu kesatuan dari pelaksanaan masterplan ecotourism daerah ini, beberapa obyek wisata Ujunggenteng yang menjadi daya tarik dan dapat diandalkan di Daerah Wisata Terpadu Ujung genteng : 1. Obyek Wisata berbasis Konservasi Penyu : 2. Obyek Wisata Pantai Pasir Putih : 3. Obyek Wisata Sunset : 4. Obyek Wisata Pemancingan : 5. Obyek Wisata Surfing : 6. Obyek Wisata Renang : 7. Obyek Wisata Proses Pembuatan Gula Kelapa :
1.4 Rumusan Masalah
Dari beberapa masalah yang ada di lingkungan masyarakat konservasi penyu pangumbahan ciracap, Sukabumi didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan mencuri telur penyu di kalangan masyarakat ?
2. Bagaimana membuat suatu produk buatan penggemar yang bisa di terima oleh wisatawan ?
1.5 Tujuan
Adapun tujuan dari PKM ini adalah ;
1. Mengalihkan kebiasaan masyarakat yang mencuri telur penyu dengan memberikan pelatihan kewirausahaan.
2. Menghasilkan suatu produk kerajinan yang dapat dijual kepada wisatawan.
1.6 Luaran
Luaran yang diharapkan pada program ini adalah meningkatkan kesadaran kepada masyarakat pentingnya suatu wilayah konservasi demi keberlangsungan hidup satwa yang dilindungi agar tidak terjadi kepunahan terhadap satwa tersebut, juga diharapkan masyarakat bisa merubah pencahariannya sebagai pencuri telur penyu menjadi wirausahawan dengan pelatihan yang kita berikan seperti membuat kerajinan tangan dan sebagainya.
Lembar Pengesahan ..................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
Daftar Tabel dan Gambar ............................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 2
1.2 Kondisi dan Potensi Wilayah ..................................................... 2
1.3 Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran ............................. 2
1.4 Perumusan Masalah ................................................................... 3
1.5 Tujuan ....................................................................................... 4
1.6 Luaran ........................................................................................ 4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .................. 4
BAB 3. METODA PELAKSANAAN ......................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 8
4.1 Anggaran Biaya .......................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ......................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ................................................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................... 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ...... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................ 21
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra ................................. 22
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan .......... 23
iv
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja .......................................... 24
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Anggaran Biaya ......................................................................... 8
Tabel 2. Jadwal Kegiatan ......................................................................... 9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bekas sarang penyu ............................................................... 4
Gambar 2. Penyu yang sedang naik ......................................................... 5
Gambar 3. Petugas dan tempat pengakaran penyu ................................... 6
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (Undang – undang NO. 5 tahun 1990). Wilayah di Indonesia yang telah melakukan pembentukan kawasan konservasi laut sebagai salah satu cara pelestarian sumber daya ikan yang dimiliki adalah Kabupaten Sukabumi. Kabupaten Sukabumi memiliki panjang pantai 117 km, tersebar di 9 Kecamatan pesisir. Dua Kecamatan diantaranya (Kecamatan Ciracap dan Ciemas) memiliki potensi satwa penyu yang bertelur di 9 lokasi peneluran, yaitu: 1) Pangumbahan; 2) Hujungan; 3) Karang Dulang; 4) Legon Matahiang; 5) Citirem; 6) Batu Handap; 7) Cibulakan; 8) Cebek; dan 9) Cikepuh. Dalam pengelolaannya, delapan lokasi dikelola oleh BKSDA (Kementerian Kehutanan) dan satu lokasi, yaitu Pantai Pangumbahan dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi. Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi memiliki nilai yang sangat strategisterkait dengan upaya pelestarian penyu hijau (Chelonia mydas) (DKP Sukabumi, 2016). Permasalahan yang ada di wilayah konservasi penyu salah satunya yaitu adanya pencuri telur-telur penyu, begitupun yang dialami oleh kawasan wilayah konservasi penyu pangumbahan ciracap sukabumi. Para pegawai menyebutnya dengan sebutan penggemar.
Penggemar adalah sebutan nama yang dilontarkan oleh petugas konservasi penyu pangumbahan ciracap, sukabumi kepada masyarakat yang nakal yaitu masyarakat yang sering mengambil telur penyu secara ilegal dan melawan hukum untuk dikonsumsi dan di komersialkan di sekitar konservasi. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat dan wisatawan. Kegiatan ini berfokus pada pemberdayaan dan penyuluhan agar masyarakat dan wisatawan peduli dan mengerti makna konservasi.
Kepedulian dan peran serta masyarakat terhadap kelestarian penyu yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan UPTD Konservasi Penyu Pangumbahan, Ciracap, Sukabumi sangat dibutuhkan agar kelestarian penyu terjaga. Namun, pada keyataannya masarakat dan wisatawan kurang peduli akan kelestarian penyu ya0ng sudah terancam punah. Terbukti dengan adanya masyarakat yang mengambil dan mencuri telur penyu serta wisatawan yang berfoto ria dengan penyu yang sedang bertelur pada malam hari. Tentu hal tersebut sangat mengganggu populasi penyu disana. Oleh karena itu, diharapkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini dapat membantu masyarakat agar tidak mengkomersilkan telur penyu dengan cara menciptakan kerajinan tangan berupa souvenir demi menigkatkan penghasilan masyarakat serta menarik minat wisatawan.
2
1.2 Kondisi Wilayah
Kabupaten Sukabumi memiliki panjang pantai 117 km, tersebar dI 9 Kecamatan pesisir. Dua Kecamatan diantaranya (Kecamatan Ciracap dan Ciemas) memiliki potensi satwa penyu yang bertelur di 9 lokasi peneluran,salah satunya adalah wilayah Pangumbahan.Pantai Pangumbahan dikelola oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Sukabumi. Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi memiliki nilai yang sangat strategis terkait dengan upaya pelestarian penyu hijau (Chelonia mydas).
Peresmian Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park) pada akhir Desember 2009, merupakan langkah awal yang merupakan inisiasi konservasi bersama (comanagement) dalam mewujudkan pemanfaatan kawasan konservasi untuk wisata berbasis penyu yang melibatkan peran serta masyarakat. Masyarakat pesisir merupakan salah Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi Kawasan Pangumbahan menjadi Kawasaan Wisata Konservasi dengan 3 jenis lahan : 1. Lahan Terbuka untuk Umum : Lahan ini digunakan khususnya untuk kuliner. 2. Konservasi yang Terbuka untuk Umum : Disediakannya lahan seluas ±50 Ha untuk pengamatan dimana disini disajikan wujud penyu, tukik, telur dan sebagainya untuk dilihat oleh wisatawan. 3. Konservasi Tertutup : Disediakannya lahan seluas ±30 Ha yang hanya digunakan untuk penelitian dan hal-hal penting lainnya.
1.3 Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran
Kawasan Konservasi Daerah Wisata Terpadu Pantai Pangumbahan bisa dijadikan beberapa katagori : 1. Observasi : Pengamatan secara langsung Penyu Hijau yang akan bertelur yang sekali bertelur dapat menghasilkan 75-150 butir, biasanya ritual penyu hijau bertelur pada malam hari, walaupun kadang ada penyu yang terlambat untuk bertelur. Biasanya ini menjadi daya tarik bagi turis lokal maupun turis mancanegara untuk Menyaksikan secara langsung bagaima penyu menggali lobang, bertelur dan menutup lobang, waktu yang di butuhkan oleh penyu untuk ritual ini sekitar 1-2 jam. 2. Konservasi :
3
Wilayah yang digunakan untuk menjaga dan melestarikan penyu hijau, banyak peneliti penyu baik lokal maupun mancanegara datang ke daerah Kawasan Wisata Terpadu Ujunggenteng untuk meneliti kehidupan Penyu Hijau ini. 3. Edukasi : Merupakan Wisata edukasi yang sangat baik untuk pendidikan lingkungan, banyak pihak sekolah maupun universitas yang datang kewilayah ini untuk mempelajari kehidupan sosial dan ekologi Kawasan ini. 4. Rekreasi : Banyak obyek wisata yang mampu menarik turis lokal maupun manca negara yang dapat dikembangkan didaerah ini seperti sunset, konservasi penyu, pantai pasir putih dan lain-lain yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal. Dari ke empat kategori kawasan tersebut semuanya merupakan satu kesatuan dari pelaksanaan masterplan ecotourism daerah ini, beberapa obyek wisata Ujunggenteng yang menjadi daya tarik dan dapat diandalkan di Daerah Wisata Terpadu Ujung genteng : 1. Obyek Wisata berbasis Konservasi Penyu : 2. Obyek Wisata Pantai Pasir Putih : 3. Obyek Wisata Sunset : 4. Obyek Wisata Pemancingan : 5. Obyek Wisata Surfing : 6. Obyek Wisata Renang : 7. Obyek Wisata Proses Pembuatan Gula Kelapa :
1.4 Rumusan Masalah
Dari beberapa masalah yang ada di lingkungan masyarakat konservasi penyu pangumbahan ciracap, Sukabumi didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan mencuri telur penyu di kalangan masyarakat ?
2. Bagaimana membuat suatu produk buatan penggemar yang bisa di terima oleh wisatawan ?
1.5 Tujuan
Adapun tujuan dari PKM ini adalah ;
1. Mengalihkan kebiasaan masyarakat yang mencuri telur penyu dengan memberikan pelatihan kewirausahaan.
2. Menghasilkan suatu produk kerajinan yang dapat dijual kepada wisatawan.
1.6 Luaran
Luaran yang diharapkan pada program ini adalah meningkatkan kesadaran kepada masyarakat pentingnya suatu wilayah konservasi demi keberlangsungan hidup satwa yang dilindungi agar tidak terjadi kepunahan terhadap satwa tersebut, juga diharapkan masyarakat bisa merubah pencahariannya sebagai pencuri telur penyu menjadi wirausahawan dengan pelatihan yang kita berikan seperti membuat kerajinan tangan dan sebagainya.
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Kondisi masyarakat disekitar lingkungan konservasi penyu pangumbahan ciracap, sukabumi masih belum paham dan peduli terhadap keberlangsungan jalannya konservasi dan kelestarian penyu, terutama penyu hijau (Chelonia mydas) terbukti dengan adanya masyarakat yang sering mengambil telur penyu ketika penyu sedang naik ke bibir pantai untuk bertelur pada malam hari. Adanya laporan petugas konservasi, bahwa petugas pada malam hari yang menjaga penyu bertelur sering kecolongan dan kewalahan menghadapi masyarakat yang mengambil telur penyu tersebut.
Masyarakat sebenarnya tahu akan hukum pidana bagi orang yang mengambil dan memiliki telur penyu tanpa izin dengan adanya pamflet dan spanduk yang di tempel di kawasan konservasi dengan berisi pentingnya konservasi penyu dan landasan hukum. Namun , penegasan hukum dan kesasadaran serta pemberdayaan masyarakat yang belum ada sehinga masyarakat tidak dapat dikendalikan. Pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting dalam menangani masalah tersebut dengan memberikan penyuluhan dan pemberdayaan dengan cara meningkat kan kreativitas kerajinan tangan berupa pembuatan souvenir penyu, kepedulian masyarakat terhadap penyu, perekonomian dan ketertarikan wisatawan dapat terwujud.
Gambar 1. Bekas sarang penyu yang telurnya sudah diambil penggemar tanpa terdeteksi oleh petugas
Gambar 2. Penyu yang sedang naik dari sarangnya namun telurnya sudah diambil oleh
penggemar dengan cara mengintip dari belakang
Gambar diatas merupakan salah satu sample sarang penyu yang telah diambil telurnya oleh penggemar. Penggemar adalah kalangan masyrakat yang tidak bertanggung jawab dan tidak berfikir atas dampak yang dilakukannya. Mengapa masih ada pengemar ? petugas tidak sanggup untuk melaporkan para penggemar ini kepada pihak yang berwajib karena dikhawatirkan masyarakat demontrasi dan menutup konservasi tersebut. Maka, apa yang terjadi apabila konsevasi tersebut. ditutup tentunya para penggemar dan ketidak pedulian masyrakat terhadap konservasi penyu semakin membabi buta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar